Sunday, January 27, 2008

Untitled

If you ask me what I really feel now
I will say I’m not sure

I am a kind of extra extrovert person
I will obviously show what I feel

For me…
Feeling is to show, to share

But recently I kinda feel something else
There are times when I feel so happy that I want to tell the world what I feel
But the other times I feel so insecure
To show what I feel

Cause I’m afraid of losing
Cause what I closely seems to have right now is too precious
Too much precious
And I have no bravery to lose it
Particularly..
If the reason of my losing caused by my own stupidity

Pindahan

Akhirnya!! Setelah mengalami pergulatan yang cukup hebat (Cieh...) aku memutuskan untuk pindah kos juga. Aku sudah menempati kosku yang lama selama 1 tahun 9 bulan. Dah PW sebenarnya, namun aku mulai bosan, selain itu ada beberapa hal yang sudah berubah di kos lamaku ini, dulu kos ini cukup bersih, sekarang ampun2an deh. Selain itu kos lamaku tidak cukup aman, salah satu jendela di kamarku tidak bisa dikunci, padahal kamarku ada balkonnya.

Saat ada teman kantor yang menawarkan kamar kosong di kosnya akupun langsung datang melihat dan karena cocok langsung menyetujuinya. Sabtu kemarin akhirnya aku pindahan. Urgh... ternyata barang yang terlihat sedikit ini menjadi banyak benjet setelah dipacking. Kerja keras deh weekend kemaren. So far kos baruku cukup menyenangkan, meskipun belum sempat berkenalan dengan para penghuninya, namun kamar baruku ini cukup nyaman. Feels so roomy, but unfortunately not really homy.. Meskipun aku merasa kehilangan teman2 kos lamaku, celotehan mereka, gangguan2 kecil mereka.

Pengennya sie... Dengan pindah kos ini everything will be better... Hope so..

BukanMerekaTapiKami?

Sekitar 1,5 tahun yang lalu saat aku masih menjadi seorang trainee, aku sering mendengar komentar-komentar miring tentang orang-orang yang menempati posisi seperti posisiku saat ini. Saat itu hampir semua orang (terutama management team) selalu berkata bahwa mereka semua tidak capable dan tidak bisa diharapkan. Saat itu alam bawah sadarku pun men-judge bahwa mereka memang seperti yang dikatakan orang-orang.
Sampai tiba saat aku bergabung dengan team ini. Awalnya aku masih berfikir bahwa mereka tidak memiliki kinerja yang bagus. Namun dengan beriringnya waktu aku mulai menyadari satu hal yang membuatku takjub. Orang-orang ini adalah orang dengan dedikasi super tinggi, dengan semangat belajar luar biasa, dan dengan ketangguhan di luar batas. Buat mereka pekerjaan adalah hidup mereka.
Sampai sekitar pertengahan bulan ini, aku mendengar pimpinan pabrik ini mengatakan di depan banyak orang (yang mungkin merupakan opportunity bagi kami di masa yang akan datang)-tapi bukan di depan kami, bahwa kami semua tidak ada yang “bagus”. Sebuah komentar yang menyakitkan bahkan cukup menohok mengingat siapa yang mengucapkannya.
Sekarang, melewati milestone ini aku mulai bisa memikirkannya. Bagaimana orang bisa berkomentar jika mereka tak pernah mencoba mengenal kami. Bagaimana orang bisa menyerang jika tidak pernah mengatakan apa yang mereka harapkan dari kami. Bagaimana orang bisa mengkritik jika kritik itu hanya diucapkan di belakang kami, tanpa pernah mensharenya pada kami. Untuk beberapa dari kami bagaimana orang bisa mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin jika perusahaan tidak pernah memberikan bekal yang cukup untuk perform.
Ya.. Sekarang aku cukup percaya diri mengatakan KAMI, bukan MEREKA lagi. Karena aku adalah bagian dari orang-orang berkomitmen.

I've come to believe that each of us has a personal calling that's as unique as a fingerprint - and that the best way to succeed is to discover what you love and then find a way to offer it to others in the form of service, working hard, and also allowing the energy of the universe to lead you.
-Oprah Winfrey-

Wednesday, January 16, 2008

Ding


Akhir-akhir ini aku sering menanyakan satu hal ini.


“ Kalau ada hal yang kamu inginkan di dalam hidupmu ada di depan matamu, apa yang membuatmu tidak mengambilnya?”

Hmm... masih terus merenung dan mencari jawabannya...

SoyaOhSoya

Kalau melihat berita di TV beberapa hari ini, selain berita tentang sakitnya pak Harto, berita lain yang cukup menghebohkan adalah naiknya harga kedelai yang menjadi bahan baku industri tahu dan tempe – makanan favorit orang Indonesia (favoritku juga) sang pendamping nasi. Namun ternyata kelangkaan kedelai ini tidak hanya mempengaruhi industri tahu dan tempe yang biasanya adalah industri kecil-menengah.

Perusahaan tempatku bekerja sekarang memproduksi biskuit dengan volume yang cukup besar. Apa hubungannya biskuit dengan kedelai? Bukan, biskuit yang diproduksi pabrikku bukan berbahan dasar kedelai, seperti salah satu biskuit yang iklannya kedelai berpantat besar yang menari-nari di TV. Biskuit di tempatku bekerja berbahan dasar tepung terigu (yang harganya juga semakin climbing up). Untuk membuat biskuit di pabrikku dibutuhkan suatu bahan yang mutlak ada yaitu emulsifier yang berfungsi untuk menjaga keseragaman dispersi antara minyak dana air-bahan baku selain terigu dalam industri biskuit. Emulsifier yang digunakan adalah soya lecithine, kenapa dipilih soya? Karena orang cenderung parno dengan lecithine hewani-berkaitan dengan isu halal-haram, sedangkan secara cost lecithine yang berasal dari kedelai cukup murah.

Jika dalam satu hari perusahaanku mengkonsumsi 0.5 ton lecithine (lecithine mengandung 35% soya bean oil), dan saat soya bean oil diekstrak dari biji kedelai (ekstrak = 2.5%) maka dalam sehari dibutuhkan sekitar 57 ton kedelai basah hanya untuk memenuhi kebutuhan lecithine satu pabrik. Bayangkan betapa besarnya konsumsi kedelai di dunia (belum untuk tofu, tahu, tempe, dll). –Pantes harga lecithine mahal-

Jadi minggu kemarin pabrik ini sungguh heboh. Biasanya kami menggunakan lecithine yang diimport dari AS, namun karena konversi lahan Soya-Corn untuk industri biofuel di sono, maka pasokan soya lecithine bisa dibilang nihil. Pusinglah om-om di procurement untuk mencari alternatif negara lain yang bisa menyediakan lecithine, sedangkan stock di WH sudah sangat menipis. Di saat2 kritis (yang hampir mengakibatkan pabrik stop) muncullah soya lecithine dari negeri-nya Ronaldo, hampir saja kami bernafas lega, namun ternyata lecithine dari Brazil ini tidak se OK lecithine AS. Lecithine dari Brazil memiliki tingkat emulsifiing yang lebih rendah dari AS. Akhirnya sepanjang minggu kemarin ada trial ini-itu untuk meng-adjust segala parameter agar si lecithine bisa digunakan. Dan untung trialnya cukup sukses. Maka sekarang kami menggunakan Lecithine dari Brazil namun tetap dengan warning DI BAWAH PENGAWASAN!


Jadi memang kedelai telah membuat panik banyak orang termasuk diriku. Tulisan ini hanya untuk memberikan pandangan berbeda tentang kelangkaan kedelai, tanpa maksud lain.

Hometown

Setiap mendengar kata “hometown” pasti langsung terlintas kenangan-kenangan masa kecilku. Juga sensasi yang kurasakan saat pertama kali menginjak lagi kampung halamanku setelah jauh merantau – biasanya di musim liburan dan lebaran. Sekarang aku mau bercerita tentang kampung halaman yang kucintai ini.

Kota kecilku terletak di kaki 2 gunung berapi aktif di Jawa Tengah yaitu gunung Merbabu dan Merapi, 25 km di sebelah barat surakarta. Meskipun terletak di antara pegunungan namun landscape-nya mayoritas berupa dataran rendah dan perbukitan yang tidak terlalu terjal.



Kota kecilku ini dikenal sebagai Kota Susu, karena memang kota ini merupakan sentra penghasil susu terbesar di Jawa Tengah. Kata salah seorang temanku yang suka minum susu, susu dari kotaku ini sangat enak, bahkan lebih enak dari pada susu Lembang, Bandung. Karena banyaknya peternakan sapi di daerah ini, maka banyak sekali makanan dairy based yang menajadi oleh2 khas, seperti abon, paru, kerupuk susu, dan tentu saja susu segar. Kalo kalian berjalan2 di kota Solo, maka di tenda2 di sepanjang jalan kalian akan menemukan penjual susu segar dengan nama kotaku tercetak di tendanya.

Mata pencahariaan penduduk di kotaku mayoritas adalah peternak dan petani. Produk pertenakan selain sapi adalah ayam dan ikan air tawar. Sedangkan produk pertaniannya yang paling besar adalah tembakau, cengkeh, kopi, kelapa, pepaya, teh dan tentu saja sayur2an.

Alam di kotaku masih sangat natural, tanpa polusi dan asap industri. Di kota ini ada jalur wisata pegunungan yang cukup terkenal dengan ladang sayuran luas dan bunga-bungaan, kebun teh, juga sentra industri tembaga yang sudah sangat tua. Di kotaku terdapat banyak mata air alami yang digunakan sebagai tempat pariwisata. Di beberapa tempat, mata air ini juga digunakan sebagai wisata pemancingan, restoran terapung, dan kolam renang.

Di kotaku ada juga waduk yang bisa digunakan sebagai tempat wisata water sky. Di waduk ini ada pemancingan dan floating restaurant. Waduk ini disebut waduk Cengklik yang letaknya dekat dengan Bandara Adi Sumarmo yang terletak di kotaku juga. Selain waduk Cengklik ada pula Kedung Ombo, yang menyediakan wisata hutan dan wisata air dengan fasilitas pemancingan, restoran, bumi perkemahan, dan lain-lain.

Jadi, berminatkah anda mengunjungi kota kecilku yang bernama Boyolali? Jika anda mencari kesegaran alam yang benar2 natural, jauh dari keramaian kota. Dengan culture penduduk pedesaan, anda boleh berkunjung ke sini. -promosi dikit boleh dong-

Friday, January 4, 2008

MampukahKuKembali?

Sudah terlalu lama
Aku tak lagi menyentuhmu

Sudah terlalu lama
Aku tak lagi menelusuri baris-baris keajaibanmu

Sudah terlalu lama
Aku tak lagi menyuarakan bait-bait indahmu


Sudah terlalu lama
Aku tak lagi merenungi dalamnya arti dirimu

Sudah terlalu lama
Aku tak lagi menangis haru saat kau sentuh hatiku

Aku memang terlalu
Terbelit dalam rutinitas
Melupakan bagaimana kau dulu selalu ada untukku
Mengiringi tiap doa ku

Mampukah aku kembali padamu
Seperti dulu
Cause I do missing you

Tuesday, January 1, 2008

TimeToContemplate

Another year has passing by
And another year to come

Banyak hal telah terjadi di tahun 2007
Namun sayang, tahun lalu adalah tahun yang tidak terlalu menyenangkan
Tidak ada achievement yang cukup berarti dalam hidupku
Baik dalam kehidupan profesional maupun personal

Kalau dilihat jauh ke belakang, semuanya memang karena kesalahanku sendiri
Kurang perhitungan, terlalu mengikuti flow, dan akhirnya hanya bisa menyesali

Banyak sekali harapan yang aku gantungkan di tahun 2008 ini
Beberapa tampak tak mungkin tercapai
Tapi aku akan tetap berusaha

Salah satu resolusi tahun baruku adalah sebuah lompatan besar dalam hidupku
Dan aku akan mengejarnya, whatever it takes...

Goodbye 2007
Welcome 2008
I'll show you that I won't give up
Two thousand and eight, year of optimism
Year of dream