![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt0Pms6Z5NmkKqvtOYzeczyAbHkM5YL50_TV5V2vdhn3AxQPd87pCwxV2aEJ9b6ymp7HTznpp7T7eZTvPd7rM_KCd1alUw58lPgNTXWBWA2t_DaoRtZxvNvueZ23_fpDfcGtElmR08KIg/s400/ist2_151440_mid_air_tumble.jpg)
Sering sekali aku melakukan apa yang diinginkan oleh orang lain yang sebenarnya "nggak aku banget" tapi aku berfikir bahwa hal itu hal yang baik. Kadanga aku memikirkannya begitu mendalam, namun terkadang aku hanya mengikti nuraniku. Terkadang pilihanku memang benar, namun terkadang aku memilih hal yang salah hingga aku menyesalinya.
Karena buat ku hal ini memang begitu rancu, begitu sulit. Dan aku masih terus belajar. Belajar untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa apa yang kulakukan adalah karena untuk perubahan yang lebih baik, bukannya untuk menjadi apa yang diinginkan orang lain atau kupikir diinginkan oleh orang lain.
Aku setuju banget dengan apa yang ditulis Ganda di blognya.
Friends. They make us become someone else. To be accepted. To make us feel as a part of something. To live up some joy that hardly to experience it alone. Fortunately, there’re some friends who really know who we are. And we’re not demanded to be anyone but ourselves. And we can share the sadness just like the happiness. Still, the pressure is not gone. It’s just change. From the desire to be accepted…, to the desire to love and to be loved….
1 comment:
wuaa... senangnya di-quote ama uswah... arigatou gozaimazzzzzz...!!
Post a Comment