Tuesday, April 8, 2008

SaatHarusMemilih

Terkadang, ada kalanya manusia dihadapkan pada persimpangan jalan. Yang manakah jalan yang akan ditempuh selanjutnya. Mempertimbangkan apa saja yang harus dilakukan untuk membuat keputusan. Terkadang pilihan itu begitu jelas. Namun sering kali pilihan yang ada begitu sulit untuk diputuskan, hingga mendorong orang untuk melakukan hal-hal impulsif dalam memilih.
Seorang wanita berdiri di depan cermin. Sekitar satu jam lagi dia akan menghadiri sebuah pesta pernikahan temannya. Di tangan kanannya ada kebaya berwarna coklat yang cocok dengan warna matanya dan di tangan kirinya ada kebaya berwarna biru, kekasihnya bilang dia paling cantik memakai warna biru.

Seorang pengendara mobil bermaksud pergi ke sebuah rumah sakit untuk menjenguk seorang kenalan. Sesampainya di suatu pertigaan dia bingung harus memilih, akankah dia berbelok ke kanan, atau ke kiri? Dia tidak pasti, dan diapun melakukan gambling.

Seorang pria sedang duduk di sebuah cafe. Di depannya berdiri dua orang cewek cantik. Siapakah yang akan diajaknya hangout nanti malam? Apakah Alia yang cantik dan menawan, ataukan Sani yang atraktif dan menggoda.

Seorang wanita duduk terpaku di kamarnya. Ada air mata di matanya. Dia berumur tiga puluh tahun, keluarga dan lingkungan selalu mendesaknya. Kapan merit? Andai dia bisa berkata “Mei” dengan santainya, seperti sebuah iklan rokok di TV. Namun sayang dia tidak bisa berkata apapun karena jangankan harus memilih, satu pria pun belum ada yang mampir dalam hidupnya.
Memang berat menentukan pilihan, dan tiap pilihan punya konsekuensi masing-masing. Tapi bersyukurlah setiap kita harus memilih karena setidak-tidaknya kita masih cukup beruntung untuk bisa memilih.

1 comment:

Dinie said...

Hi Uswah :)

Don't take it to serious about choices... just follow your heart, hon! ;)