Friday, November 30, 2007

ParodiBisnis



Lucu dan miris ....

Itulah hal pertama yang terlintas di kepalaku Kamis tanggal 22 kemarin.

Baru sekitar 4 bulan yang lalu aku menempati posisiku saat ini setelah selama setahun sebelumnya aku menjalani masa traineeship di perusahaan tempatku bekerja sekarang.

Dan tiba-tiba aku dan teman-teman sejawatku dipanggil oleh pihak management yang mengatakan bahwa perusahaan akan mengadakan restrukturisasi. Dan aku adalah salah satu orang yang terkena dampaknya.

Aku tidak akan dibuang begitu saja, setidak-tidaknya aku akan dibuang dengan cara yang cukup elegan namun memalukan. Jika aku mau tetap bekerja di sini aku diharuskan untuk melamar lagi seolah-olah aku orang luar yang ingin bekerja di sini. Itu mungkin hal yang wajar jika saja posisi yang kulamar bukanlah posisi yang kutempati saat ini. Mereka bilang mereka akan melakukan seleksi lagi. Tes lagi, interview lagi. Proses panjang yang berbelit-belit, seperti saat aku ikut recruitment di beberapa perusahaan sebelum ini, bedanya aku tidak perlu cuti atau mangkir.
Beberapa kolegaku memilih untuk melawan management, dengan meminta bantuan serikat pekerja. Beberapa yang lain memilih untuk mengalah karena sebenarnya selama ini mereka juga sudah lelah.
Hatiku terluka, egoku tergores. Namun apalagi yang harus kulakukan ? Apakah aku punya pilihan lain ? Aku sudah lulus 2 tahun lalu, namun sayangnya aku belum punya experience yang cukup berarti.
Saat ini, kukalahkan egoku dan aku terus maju. Demi sesuatu yang kurencanakan di masa depan, yang tidak mungkin aku tinggalkan saat ini.
Apakah benar langkah yang kuambil ini ? yaitu untuk berkompromi ? Apakah aku akan lolos lagi ? Kalaupun aku lolos, akankah aku lolos dari jeratan yang jelas terlihat di depan ?
Cause I know that they already have names.

Monday, November 26, 2007

ScaryDays

Aku gak pernah ngerasa se-resah dan se-nggaknyaman ini dalam hidupku. Akhir-akhir ini adalah hari yang menakutkan.

Mencoba merenungi kehidupan, bukan hanya hidupku tapi juga hidup orang-orang di sekitarku.

Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, sanggupkah aku menjalani proses ini? Kalaupun aku lolos dari yang satu ini, apakah aku juga akan lolos nantinya?
Apakah yang dapat menjamin hal yang sama tidak akan terjadi pada diriku kedepannya?
Aku tak tahu lagi harus bagaimana, yang aku lakukan hanya menjalaninya dan berpura-pura seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tapi sebenarnya dalam hati ini aku tak bisa berpura-pura. Dan badanku pun merespon ketidak-tenangan jiwaku. Kondisi badanku semakin drop dan tidak fit.
Karena aku khawatir, mengkhawatirkan masa depan yang kukira akan cukup cerah, yang sekarang mulai diliputi awan kelabu.
Aku sedang berfikir keras saat ini. Akan kemana lagikah kakiku harus melangkah? Kemana lagi kakiku harus menapak?
Semua terlalu kelabu ....

Thursday, November 22, 2007

OperasiGigiGerahamBungsuku

Selama 24 tahun, seingatku aku belum pernah merasakan sakit gigi. Tapi semenjak gigi geraham bungsuku tumbuh aku sering merasakan nyeri dan demam. Namun semua itu biasanya berhenti setelah semua gigiku berhenti tumbuh. Namun sayang hal ini tidak berlaku untuk gigi geraham bungsuku yang sebelah kiri bawah.

Saat menjalani sebuah medical check up dokter gigi yang memeriksaku menemukan bahwa gigi geraham bungsu kiri-bawahku tumbuh miring jadi perlu untuk dioperasi. Beberapa waktu kemudian aku pergi ke sebuah RS Swasta di dekat tempatku tinggal dan memeriksakan gigi bungsuku ini. Drg tersebut memintaku untuk merontgen gigiku dan dari hasil rontgen ketahuan bahwa gigiku memang harus dioperasi karena tumbuh miring dan bisa menyebabkan infeksi.
Aku langsung mengiyakan saran dokter tersebut karena aku mengira pasti hanya akan seperti cabut gigi biasa dan tidak menyakitkan. Akhirnya dengan hati tenang aku Jumat kemarin sepulang kerja aku comitted to do the surgery.
Saat itupun datang. Dan ternyata.... Proses ini sangat menyakitkan dan melelahkan. Aku harus mangap (Jawa-membuka mulut) selama 1 jam. Dan sepanjang 1 jam ini sang dokter gigi melakukan aktivitas-aktivitas entah apa. Yang kutahu dia menyuntik bius sebanyak 3 kali (2 jarum kecil dan 1 jarum besar), mengebor berkali-kali, mengiris beberapa kali, dan mencoba mencabut gigiku berkali-kali. Dalam satu waktu minimal ada 3 alat yang dimasukkan ke mulutku, sendok penahan, selang vacuum, dan bor/pisau/suntikan/tang pencabut gigi (ini alat yang menurutku paling serem). Dan yang membuatku ngeri selama operasi sang dokter berbincang-bincang dengan para suster dengan suara keras mengenai jenis suntikan yang harus diberikan (besar/keci), harus dibor lagi, harus disuntik lagi, divacuum lebih dalam, betapa susahnya operasi ini, berapa jahitan yang mau diaplikasikan dll.
Setelah AKHIRNYA gigiku berhasil dicabut sang dokter menyatakan kelegaannya dan perawat menanyakan apakah aku mau menyimpan gigiku sebagai souvenir ?? Ihhh nggak deh maaksih.
Jumat ini aku akan kembali untuk membuka jahitan. Aku bersumpah tidak akan pernah lagi melakukan operasi ini.
Awalnya tidak terasa sakit namun setelah 3 jam-an obat biusnya habis, dan Tuhan sakiiiiiiiiiiiit banget. Sehingga aku masih butuh pain killer selama 3 hari untuk meredakan rasa sakit. Temanku ada yang menyebutku morphinis gara-gara ini.
But anyway sebenernya operasi ini gak terlalu mengerikan, ni ada beberapa tips yang mau aku bagi bagi temen-temen yang berniat melakukan operasi gigi bungsu :
1. Persiapan mental - dan bawalah teman saat operasi (ini penting terutama saat kamu pengen ngegaplok dokter giginya-pengalaman pribadi)
2. Biasanya 4 hari sebelum operasi akan diberikan obat untuk diminum. MINUMLAH dan habiskan (karena aku gak habisin kemarin)
3. Setelah operasi gigit gulungan kassa (bisanya disediain) agar terbentuk gumpalan darah yang akan menghentikan pendarahan (jangan bandel kayak gw)
4. Siapkan banyak makanan lunak+sedotan (susah makan euy) makanlah bubur, sup, sari kacang hijau dan pisang.
5. Habiskan antibiotiknya.
6. Tetap sikat gigi (kasihan kale temen-temennya kalo gak sikat gigi)
7. Bersedialah jika dikasih surat izin bolos (jangan sok-sokan kayak aku-yang akhirnya gak masuk kerja juga)
Gitu aja kali ya... Tetap semangat dengan gigi sehat

Sunday, November 11, 2007

TheyCallThemBlueCollarPeople-1


Orang-orang ini adalah sumber inspirasiku. Melihat mereka bekerja siang malam (kadang selama 12 jam per hari) dengan upah minimum kadang mengingatkanku betapa beruntungnya aku. Orang-orang inilah yang membuatku mensyukuri hidup yang kumiliki.
Di saat kelelahan menghinggapi wajah mereka, mereka masih bisa tersenyum dan menyapa dengan ikhlas saat bertemu dengan ku. Kadang mereka memang mengeluhkan nasib mereka, namun akhirnya mereka akan mengucap syukur karena mereka masih beruntung dibandingkan angkatan kerja seusia mereka yang lain.
Setiap aku menginterview slah satu calon anak buahku, hatiku selalu miris. Bagaimana tidak, setiap kutanya motivasi mereka pasti tidak jauh-jauh dari alasan menyambung hidup. Aku jadi ingat pengalaman interviewku sendiri, dimana aku akan menceritakan harapanku ke depan, karir yang ingin kumiliki, serta kesuksesan yang ingin kuraih. Sedangakan mereka? boro-boro ngomongin karir, mereka memiliki konsep yang sangat sederhana mengenai kesuksesan -bisa menyambung hidup dan syukur-syukur bisa ngirimin bapak-ibu di kampung-
Lama kelamaan mereka sudah tidak kuanggap sebagai anak buahku, namun lebih seperti anakku sendiri, sehingga panggilan Ibu yang mereka berikan untukku, yang dulu membuatku BT (emang gw setua itu?) menjadi salah satu hal yang kurindukan dalam pekerjaanku.
Kebanyakan dari mereka masih sangat muda 18-22 tahun-an. Saat seumur mereka aku masih begitu naif, bingung mencari jati diri, bergulat dengan kebahagiaan masa kuliah. Dan mereka sudah memikirkan "bulan ini aku dapat overtime berapa".
Beberapa dari mereka sudah bapak-bapak, dengan 2 atau 3 orang anak. Setiap aku menghampiri mereka, mereka akan menceritakan tentang istri dan anak2 mereka.
Bergaul dengan orang-orang ini memberiakan warna baru dalam hidupku.
Kuakui, keberadaan mereka merupakan salah satu alasan mengapa aku mencintai pekerjaanku.
Namun, ada beberapa hal yang tidak aku setujui dari gaya hidup mereka ....
will be continued....

Wednesday, November 7, 2007

ThePaintedVeil

- Sometimes the greatest journey is the distance between two people -

Kemarin liat sebuah film di DVD. Judulnya The Painted Veil, produksi tahun 2006. Film ini diambil dari novel karya W Somerset Maugham bersetting China tahun 1925. Film ini menceritakan tentang seorang gadis kelas atas Inggris, Kitty Garstin (Naomi Watts) yang mendapatkan tekanan dari keluarga dan lingkungannya karena belum menikah. Di sebuah pesta dia bertemu dengan seorang pria Dr. Walter Fane (Edward Norton), seorang bakteriologi pendiam dan serius yang akhirnya dinikahi oleh Kitty agar ia segera lepas dari keluarganya.

Akhirnya pasangan Fane pindah ke Shanghai, karena dr. Fane mendapat tugas penelitian di laboratorium pemerintah. Di sana Kitty bertemu dengan seorang diplomat Inggris Charles Townsend dan merasa jatuh cinta yang kemudian menjadi pasangan selingkuhannya. Saat mengetahui bahwa Kitty berselingkuh, Walter mengultimatum Kitty untuk memilih apakah dia akan ikut suaminya menjadi voulentir untuk sebuah desa terpencil yang sedang dilanda epidemi kolera atau diceraikan dengan tidak terhormat.

Kitty meminta Charles untuk menceraikan istrinya dan menikahi Kitty, namun Charles menolak. Akhirnya Kitty menyetujui keinginan Walter untuk pergi ke desa tersebut. Di sana dia menyadari sifat lain suaminya yang selama ini tidak diketahuinya.

Aku kasih nilai 8/10 untuk film ini. Meskipun ide ceritanya sederhana namun film ini sangat menyentuh (I even cried at the end of the movie). Dari film ini kita ditunjukkan bahwa kepada siapa kita menyangka bahwa kita jatuh cinta belum tentu benar-benar orang yang tepat untuk kita. Untuk apa mengejar sesuatu yang tak mungkin (tak boleh) kita raih jika di samping kita ada yang lebih cocok untuk kita.

Please visit http://wip.warnerbros.com/paintedveil/ for further information.

Monday, November 5, 2007

WhichShoes?

Dulu aku suka sekali mengkoleksi sepatu.Meskipun aku tidak begitu mengerti jenis-jenis sepatu, namun bila melihat ada yang sepatu yang lucu pasti aku langsung naksir.Aku punya sepatu hak tinggi (biasanya untuk interview dan presentasi),sepatu flat (koleksi sepatu flat-ku sempat mencapai angka 10 pasang dalam satu waktu),dan sepatu olah raga (Adidas adalah merk favoritku), dan tentu saja sepatu canvas.Selain sepatu aku juga punya beberapa sandal (tidak terlalu banyak) yang terdiri dari sandal jepit, sandal trepes, dan sandal tinggi untuk kondangan.

Aku punya cerita mengenai sepatu kesayanganku yaitu sepatu Converse. Menurutku sepatu ini adalah sepatu paling keren di dunia. Nyaman tapi tetap keren.Suatu hari saat aku masih menjadi mahasiswa di kota Bandung, salah satu temanku menginfokan kalau di salah satu toko di Dalem Kaum ada toko yang sedang diskon gede-gedean sepatu ini.Tanpa menunggu-nunggu aku langsung menuju daerah pertokoan sepatu ini.

Kususuri satu demi satu toko-toko di sepanjang jalan ini sampai akhirnya aku menemukan sebuah toko dengan label Converse 70% discount.Saat aku melihat-lihat sepatu di sini aku langsung jatuh cinta pada sepatu ini, sepatu converse model lama-plain-dengan upper-berwarna hijau marquise, dan murah.Tanpa berfikir panjang aku langsung membelinya.Hari pertama aku ke mengenakan sepatu ini ke kampus, aku sangat bahagia. Tak henti-hentinya aku memandangi sepatuku (norak sie emang....). Dan jadilah sepatu ini menemani hari-hariku. Sampai suatu hari aku menemukan sepatuku hilang dari tempat jemuran di kos.Hatiku sedih sekali, rasanya ingin kusumpahin maling itu, namun apa daya sepatuku tetap saja hilang. Suatu hari saat aku pulang kampung aku bercerita pada tanteku mengenai kehilanganku. Dan tiba-tiba beliau mengirimiku uang untuk membeli sepatu baru.Setelah berterima kasih aku langsung kembali ke toko di dalem kaum. Kutemukan sepatu tepat seperti milikku dengan harga 40 % lebih mahal, tapi tetap saja kubeli. Dan sepatu itu masih setia menemaniku sampai sekarang.

Namun sekarang aku tidak begitu bernafsu untuk mengkoleksi sepatu. Yang ada di rak sepatuku hanyalah sepatu yang kubutuhkan. Tepat 2 minggu yang lalu aku menyumbangkan atau membuang sepatu-sepatu yang sudah tidak kuperlukan lagi.Sebuah keputusan yang berat, namun tetap kujalani.

Aku punya satu teman yang selalu memakai sepatu dengan hak 7 cm kemanapun dia pergi (dia bilang menyakitkan tapi tetap dia jalani demi penampilan elegan). Temanku yang lain menyukai sepatu dengan ujung yang lancip seperti sepatu aladin (dia bilang kakinya terlihat lebih panjang jika memakai sepatu ini),temanku yang lain kemana-mana selalu memakai sandal trepes, karena menurutnya ini adalah foot wear yang paling nyaman dan dia tidak merasa risih mengenakannya dimanapun. Namun aku tetap suka sepatu flat (tanpa hak) karena menurutku sepatu ini nyaman dan tidak menyakitkan (untuk apa terlihat cantik kalau akhirnya tiap malem mijet-mijet kaki?), namun aku tetap menghormati siapapun yang memilih jalan perjuangan memakai sepatu hak tinggi (:p).

Meskipun terlihat sepele namun aku belajar sesuatu dari sepatuku. Apapun yang kita pilih dalam hidup kita, pilihlah yang sesuai untuk kita, jangan memaksakan diri.

Jadi saat ini aku punya:
  • 1 pasang sepatu converse hijau marquise
  • 1 pasang sepatu Adidas putih
  • 1 pasang sepatu hak tinggi (hanya 3 cm)
  • 4 pasang sepatu flat
  • 3 pasang sepatu dengan hak tipis
  • 1 pasang sandal trepes
  • 1 pasang sandal tinggi
  • 1 pasang sandal jepit
  • 1 pasang sepatu safety

WOW ternyata sepatuku masih banyak juga ya????




Sunday, November 4, 2007

WhatIReallyWant????


Tadi sebelum berangkat ke pabrik, sempet liat acara di TV. Aku gak tahu judulnya apa tapi semacam acara ispiring moment gitu. Nah kan nara sumbernya Mario Teguh tuh? Trus dia ngebahas masalah "What You Really Want In Life?". Wah nonjok nie pertanyaannya ...
Karena kayaknya aku emang gak seriously mikirin satu pertanyaan ini.

Trus sambil siap-siap aku mencoba memikirkan jawaban untuk pertanyaan Mario Teguh. "What I really want in life?"

Dulu waktu aku masih kecil aku pengennnnnnnnn banget jadi dokter, sampe bela-belain ikutan relawan dokter kecil yang kerjaannya ngurusin temen yang mimisan, sakit perut, dan laen2 penyakit anak SD, dan akhirnya end up dengan pacaran ma mahasiswa FK (dah lama banget, tahun 2001 gitu??).

Trus ketika aku terdampar di jurusan teknik dan gak suka sama hal-hal yang berbau teknik akhirnya aku memutuskan untuk berkarir di dunia Marketing sampe-sampe saat awal-awal apply kerja aku selalu apply untuk posisi di area marketing-dan semuanya DITOLAK (aku gak tahu saat itu kepalaku kepentok apa ampe bener-bener gak nyambung gitu).

Trus waktu teman-temanku yang cum laude berbondong-bondong kuliah S2 di luar negri, aku ikut-ikutan juga (meskipun aku gak cum laude), dan dapet tawaran beasiswa di Malaysia. Dan aku putuskan untuk tidak mengambilnya (thanks God!!! liat aja yang Malaysia lakukan ke aset budaya negara kita).

Kemudian saat teman-temanku sedang demam kerja di Oil Industry aku ikut-ikutan ngejer-ngejer karir di bidang oil. Dan wal-hasil aku DITOLAK juga.

Trus saat liat salah satu temen cewek-ku kerja di OFF SHORE aku ngerasa dia itu kereeeeeen banget dan aku jadi pengen juga. (Menurutku keren sekali bisa merasakan sesuatu yang orang lain jarang rasain di area yang sangat demanding dan challenging). Sampe-sampe aku apply di pertambangan (area yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya). Sekali ini aku tidak ditolak.

Trus sekarang aku sudah 1,5 tahun-an berkecimpung di dunia Food Tech. Dunia yang saat kuliah dulu sangat kubenci (melebihi mata kuliah teknik yang lain). Sekarang aku harus belajar membedakan mana hard wheat dan soft wheat, bertanya-tanya apa itu damage starch(kayaknya aku pernah denger ada yang ngomongin waktu kuliah dulu), apa yang terjadi saat ammonium bicarbonate mendapatkan perlakuan panas, membahas toksin yang dihasilkan Staphylococcus Aurelius .... Argh ........

Dan ternyata, Damn I Like My Job !!! Yeah it sounds so weird but I do love my job. Bukan karena pekerjaan ini lagi ngetrend, bukan karena pekerjaan ini memberikan gaji yang besar, bukan karena teman-temanku banyak yang bekerja di sini, bukan juga karena pekerjaan ini keren. Karena pekerjaanku jauh dari alasan-alasan itu.

Jadi ada satu pembelajaran yang aku ambil dari ini semua. Semua sudah ada yang mengatur, saat manusia berusaha di sanalah berkah itu tersimpan. Dan untuk menjadi bahagia adalah pilihan bukan apa kata orang. Manusia punya tempat masing-masing dimana dia akan bahagia.

So, What I really want in my life ???

I just want to be happy
As an ordinary woman

Thursday, November 1, 2007

BeneathTheLoneliness



Recently were lonely days. Unsubsequent working schedule has restricted my social life. How can I enjoying hang out with friends, go to movies, or just chatting with them? It only happened in old days....

But today is a wonderfull day. Some friends of mine call, mail, or sms me. Some of them say hello and some of them ask me to meet them. What a great day.

Then I'll have 2 plans this weekend. And I have a confidence that it will be awesome.

Thanks Kris and Fabian for your call. Thanks Tanti and Hilda for your SMS. Thanks Ima for your mail. Dewi, I'll come and stay. Hilda and Puspa, we will have a wonderfull journey like we used to do. Be ready for the madness.

dear all,
Thanks for still remembering and updating me.