Thursday, December 6, 2007

Mewek


Akhir-akhir ini aku mulai menyadari lagi satu dari sekian banyak kebiasaan burukku.

Aku adalah orang yang sangat gampang terharu, menangis, sesenggukan, mbrambang, mewek, apapun istilahnya.

Mungkin kalau kebiasaan mewek ini hanya menjadi konsumsi pribadi, tidak akan begitu merugikan. Namun ternyata kebiasaan ini kubawa ke dalam kehidupan profesional.

Dulu sewaktu aku masih kuliah aku sering sekali menangis. Tempat menangis favoritku adalah tangga Double Helix di dekat himpunan. Aku menangis sehabis bertengkar dengan partner labtekku. Aku menangis setelah 'dimarahi' dosen. Aku menangis saat marah kepada teman seangkatanku. Aku menangis habis-habisan saat bertemu dengan mantan pacarku dan dicuekin.

Huh .... menceritakannya saja sudah membuatku capek. Bagaimana dulu aku bisa menjalaninya ya? Bahkan menonton film Korea (terutama Endless Love) dan menonton Oprah-pun bisa membuatku menangis Bombay.

Saat mulai bekerja beberapa teman cowokku mulai menasehatiku untuk tidak menangis terutama di depan bosku. Karena kata mereka itu tidak profesional dan dan menunjukkan kelemahan. Namun ternyata hal ini menjadi sangat sulit bagiku. Saat aku berargumentasi aku cenderung merasa ingin menangis, apalagi saat aku marah. Pernahkah kalian merasa, dalam dada kalian ada sesuatu yang tertahan, membuat sakit, dan berasa ingin meledak ? Itulah yang kurasakan saat-saat itu. Kadang aku berusaha keras untuk menahannya, namun sekuat apapun aku menahan perasaan ingin menangis itu minimal air mata itu tetap merembes.

Seminggu yang lalu, bosku membicarakan tentang mutasi ('membuangku') dari shiftku ke shift lain. Manager shift dimana aku berencana akan dimuatasi terkenal akan 'kegagalannya' dalam berhubungan dengan bawahannya. Saat kami (aku dan supervisor lain) membicarakan masalah ini, bosku bilang padaku " Ah kalo si Uswah sie gampang, palingan dia mewek.."

What a ****

Jadi sekarang aku terkenal sebagai si nona Mewek

Apa ini yang dimaksud teman-teman cowokku itu??

Apakah aku sudah membunuh karakterku sendiri karena kebiasaan mewekku?