Tuesday, December 25, 2007

PEREMPUAN DAN LELAKI

Sang Perempuan dilahirkan dalam keluarga keturunan yang cukup kolot. Dia sangat cantik, lembut, cerdas, menawan, nampak rapuh namun sebenarnya kuat – seperti Lili gunung. Dibesarkan dalam keluarga harmonis, dengan memegang nilai-nilai yang kuat, dididik sebagai kalangan menengah ke atas, dengan pengetahuan tentang agama, norma, adat istiadat, dan moral yang kuat.

Sang Lelaki adalah seorang pribumi asli. Dia cerdas-mendekati jenius, alim, pendiam, tampak kuat namun sebenarnya rapuh – seperti rumput liar. Dibesarkan dalam keluarga yang mengutamakan kasih sayang dan cinta – terlalu berlebihan kadang kala.

Sebelas tahun yang lalu, sang Lelaki bertemu dengan sang Perempuan- dan dia jatuh cinta. Selama sebelas tahun, sang lelaki terus mencintainya.

Sebelas tahun yang lalu, sang Perempuan masih sangat muda, dan mungkin dia belum tahu apa itu cinta. Baginya, sang Lelaki adalah sahabatnya.

Lima tahun yang lalu, sang Lelaki memutuskan untuk pindah kota, namun hanya ada sang Perempuan dalam hatinya.

Lima tahun yang lalu, sang perempuan jatuh cinta, namun bukan kepada sang Lelaki. Saat itulah dia belajar apa itu cinta.

Satu setengah tahun yang lalu, sang Lelaki tetap mencintainya. Dan berusaha untuk mendapatkannya.

Satu setengah tahun yang lalu, sang Perempuan jatuh cinta, sekali ini kepada sang Lelaki. Kesabaran dan perjuangan sang Lelaki dapat menakhlukkannya. Di sinilah dia menyadari apa sebenarnya cinta.

Setengah tahun yang lalu sang Lelaki dan sang Perempuan berpisah. Bukan karena sang Perempuan tidak mencintainya. Namun jaraklah yang memisahkan mereka – jarak di antara mereka sendiri.

Seminggu yang lalu, sang Perempuan menerima kabar itu. Sang Lelaki memutuskan untuk menikah – namun bukan dengannya.

Sebelas tahun…

Ternyata bukanlah waktu yang cukup lama…

Untuk memahami apa itu cinta…

Sang Lili memutuskan untuk bertahan di gunung.

Dan sang Rumput liar memutuskan untuk tetap berada di padang.

-Sometimes the greatest journey is a distance between two people-

Sebuah kota di kaki gunung Merapi, 18 Desember 2007

Di antara rintik hujan di dedaunan.

3 comments:

Anonymous said...

seperti sebuah refleksi..
jadi tuju taun belum lama ya?
haha...

Niwei uswah, sebenere aku pengen take picture of you.. some.. hihi..secara di sini aku gak pernah punya poto.. tapi poto temen2ku di laptop segambreng..

ganDA RAHman garNADI said...

ini cerita soal siapa ya???

UswaH said...

Jimmy,
7 tahun? gadis yang pernah kau ceritakan itu kah?
Hmm mau take my pics? ntar nyesel loh. yang ada kameramu yang rusak :D

Ganda,
Ini real story seorang sahabatku, sang Lili gunung. Tau gak saat nulis ini aku memikirkanmu. Ingin mengenalkanmu dengan sang Lili gunung. Bagaimana? he he