Tuesday, February 26, 2008

FlyFlyAwayDream


OK aku tahu aku memang kurang berusaha. Aku tahu aku memang orang yang terlalu memegang prinsip ekonomi “berusaha seminimal mungkin namun ingin mendapatkan hasil semaksimal mungkin alias malas”. Aku juga tahu kalau aku ini bagaikan pungguk merindukan bulan. Namun ternyata tetap terasa menyakitkan saat membaca email tersebut. Email yang sempat menutup bayangan masa depanku. Bayangan yang membuatku tetap bertahan hingga saat ini. Masa depan yang kupikir akan bisa membebaskanku dari keadaanku sekarang.


Dear ******* applicant,


During the ********* admission board on 24-25th of January 2008, organised at ****, your application for admission into the ********* has been analysed and assessed.

In the following weeks the ****** admission service has also verified the documents you have sent to us.

The admission board wants to inform you that you are considered as a suitable candidate for the ********. However, due to a strong competition between the applicants and according to a ranking, each applicant has been awarded during the admission board, you were placed on a reserve list – with ranking above 30. Now, all 20 main-list candidates were given a month to confirm their ability in participation in the course and if any of them renounces the grant there is a possibility for the reserve candidates to take the place. If this is not the case we suggest you to reapply for the 2009 *****.


If you wish to receive more detailed information you can contact *****************



Siapa orang bodoh yang akan menyia-nyiakan kesempatan ini ? Kalaupun ada mungkinkah itu berjumlah lebih dari 10 orang ? I don’t think so…

Bye *******… For me there will be no 2009, cause it will take too much time, and I can’t hold on anymore. Sure I’ll need to think other way out… Time to execute plan B, C, and D (if I have one).

2 comments:

Anonymous said...

Uswah,
You hide something I really want to know. Be strong, anyway. God have made a flawless plan just for you.

JIM

Anonymous said...

Share pengalaman ya.

Kehamilanku yang kedua juga di luar rencana. Sempet stres, karena 5 tahun ke depan aku pingin konsen ke karir.

Coba flashback di 3 tahun belakangan. Anakku yang pertama juga hadir di luar rencana, pas aku masih skripsi pula. Padahal pengennya baru hamil tahun 2007. Ternyata 2005 sudah harus jadi ibu.

Toh sampai detik ini, aku sangat mensyukuri semua yang dikaruniakan Allah. Yap, 3 tahun ini Allah telah mengatur jalan hidupku secara luar biasa. Ia jauh lebih paham kebutuhanku daripada yang kutahu.

Teaching point yang kuambil dari rentetan pengalaman itu adalah : berdamai dengan masa lalu, mensyukuri saat ini, dan berhenti mencemaskan masa depan.

Tidak ada alasan untuk mengeluh, karena apa yang terjadi saat ini sudah satu paket dengan pilihan kita di masa lalu.

Mo nambahin, uswa?